Rabu 1 Desember 2021, cuaca cerah dan angin semilir meniup jalan Gerilya nomor 7A Purwokerto. Pagi ini kantor Pengadilan Agama Purwokerto mendapat kunjungan dari orang nomor satu  di Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Orang yang telah membina, membimbing dan mengayomi seluruh Pengadilan Agama di wilayah Jawa Tengah. Beliau adalah Drs. H. M. Alwi Mallo, M.H. selaku Ketua Pengadilan Tinggi Agama (KPTA) Semarang yang dengan didampingi oleh ibu, serta Abdul Mutalip, S.Ag., S.H., M.H. (Sekretaris Pengadilan Tinggi Agama Semarang).

Bertempat di ruang Sidang Utama yang sejuk dan ditunjangan pencahayaan lampu penerangan , Ketua Pengadilan Agama (KPA) Purwokerto Drs. Muhdi Kholil, S.H., M.A., M.M. dengan didampingi oleh Wakil Ketua Antoni Said, S.Ag. memulai acara pembinaan. Diawali dengan bacaan Basmallah acara pun dimulai demi kelancaran kegiatan. Kepada beliau KPTA Semarang (Alwi-red), Muhdi (KPA Purwokerto-red) mengucapkan selamat datang serta mohon maaf atas segala kekurangan selama berada di Purwokerto mengingat KPA Purwokerto selaku tuan rumah. Dalam pembukaannya, KPA Purwokerto memohon bimbingan, masukan serta saran dari KPTA Semarang demi kemajuan Pengadilan Agama Purwokerto.

Dalam kata sambutan serta pembinaannya, Beliau KPTA Semarang mengingatkan kepada segenap warga Pengadilan Agama Purwokerto agar senantiasa memberika pelayanan yang  terbaik. Hal ini sejalan dengan program Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yang meliputi 6 (enam) area yang saling terkait. Keberhasilan meraih WBK hanyalah wujud apresiasi, namun yang terpenting adalah konsistensi serta wujud nyata dalam mengimplementasi penerapan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan. Perubahan pola pikir serta budaya kerja dari dilayani sudah berakhir dan berubah menjadi melayani. Melayani dengan sepenuh hati semua lini mulai dari pelaksana sampai dengan unsur pimpinan.

Selanjutnya Sekretaris PTA Semarang (Abdul Mutalip-red) juga menambahkan serta mengingatkan tentang pemanfaatan segala sumber daya yang ada. Baik sumber daya sarana dan prasarana sampai dengan sumber daya manusia. Keterbatasan sumber daya manusia diharapkan dapat terpenuhi dengan mengoptimalkan pemanfaatan sarana Teknologi Informasi yang tersedia. Sehingga proses peradilan dapat berjalan dengan cepat, tepat dan lancar tanpa mengabaikan aturan serta kaidah hukum acara yang berlaku. (more[one]two)